Sabtu, 04 Mei 2013

faktor yang mempengaruhi masalah belajar dan solusi mengatasinya



BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Pendidikan adalan usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar 9 tahun, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional kependidikam dilaksanakan oleh para tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar . Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan ketrampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sain dan tekhnologi . Di antara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan juga calon guru adalah pengetahuan tentang Bimbingan dan konseling. Sering di lapangn banyak ditemukan persoalan-persoalan yang menyangkut pengajaran. Baik itu dari guru, siswa maupun keduaduanya. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang permasalahan-permasalahan yang bekaitan dengan proses belajar siswa serta bagaimana solusi penanganannya. Rumusan masalah • Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar? • Hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhi belajar? • Apa saja permasalahan yang dihadapi setiap siswa dalam belajar? • Bagaimana cara mendiagnosa permasalahan belajar? • Metode apa saja untuk mengatasi permasalahan belajar? Tujuan penulisan • Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar. • Mengetahui hambatan-hambatan yang mempengaruhi belajar. • Mengtahui permasalahan yang dihadapi siswa. • Mengetahui metode yang pas untuk mengatasi setiap permasalahan siswa. BAB II PEMBAHASAN 1. Faktor –faktor Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan keadaan dimana seorang peserta didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Dapat juga didefinisikan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya nampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dapat di buktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa, seperti kesukaan berteriak-teriak dalam kelas, mengusik teman, berkelahi dan sebagainya . Sumadi suryabrata menggambarkan ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar menunjukan adanya gangguan aktivitas motorik, emisional, prestasi, persepsi, tidak dapat menangkap arti, membuat dan menangkap simbol, perhatian, tidak dapat memperhatikan fan tidak dapat mengalihkan perjhatian,dan gangguan ingatan. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam. 1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. 2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. A. FAKTOR INTERN SISWA Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni: 1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa. 2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap. 3) Yang bersifat psikomotor (ranah rasa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar. B. FAKTOR EKSTERN SISWA Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi linkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga amcam. 1. Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 2. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contoh wilayah perkampungan kumuh, teman sepermainan yang nakal. 3. Lingkungan sekolah, contohnya kurikulum yang di gunakan, kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk d\seperti dekat pasar, kondidi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah. Selain fektor-faktor yang bersifat umum di atas, adapula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantar faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa ketidakmampuan belejar. Sindrom berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu. a) Disleksia yakni ketidakmampuan belajar membaca. b) Disgrafia yakni ketidakmampuan belajar menulis. c) Diskalkulia yakni ketidakmampuan belajar matemetika. 1. Pengenalan kesulitan Belajar peserta Didik Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik, kita harus menetukan faktor penyebab dari kesulitan belajar tersebut. Umtuk dapat menentukan kesulitan belajar peserta didik dengan tepat, maka kita harus mengumpulkan data selengkap mungkin, baik dari segi teknik tes maupun teknik non tes. 1. Teknik Non Tes Teknik yan gdimaksud adalah pengumpulan data atau keterangan dengan cara: a. Wawancara Merupakan cara untuk memeperoleh data atau keterangan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sunber data. Wawancara dapat dilakukan secara langsung yakni data diperoleh dari individu yang akan dikumpulkan datanya, dan juga tidak langsung yakni data yang di peroleh dari orang lain yang dianggap mengetahui tentang keadaan individu. b. Obseervasi Merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung. c. Angket Adalah alat pengumpul daata yang berisi daftar pertanyaan yang haarus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang diselidiki atau disebut responden, secara tertulis. d. Sosiometri Sosiometri adalah suatu cara untuk mengetahui hubungan sosial seorang, yang sering di sebut juga sebagai ukuran berteman seseorang. e. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mengutip dari sumber catatan yang sudah ada. f. Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan Pemeriksaan fisik berkaitan data dengan pengumpulan data yang berkaitan dengan kondisi dan perkembangan fisik, misalnya kecacatan yang dimiliki, bentuk tubuh dan wajah yang kurang menarik. 2. Teknik Tes Dalam tes ini dibedakan menjadi dua yaitu tes hasil belajar dan tes psikologis. Tes hasil belajar adalah tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran dalam bentuk ulangan. Tes psikologis adalah teknik pengumpulan data yang bersifat potensial yaitu data tentang kemampuan yang belum nampak yang dimiliki oleh seseorang, misalnya inteligensi, bakat, minat, kepribadian, sikap dan ssebagainya . 2. Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yaang dialami siswa. Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain prosedur Weener & Senf (1982) sebagai mana yang dikutip wardani (1991) sebagai berikut. 1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran. 2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. 3. Wawancara orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. 4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa. 5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. Secara umum, langkah-langkah tersebut di atas dapat dilakukan dengan mudah oleh guru kecuali langkah ke-5 (tes IQ). Untuk tes IQ guru dan orang tua siswa dapat berhubungan dengan klinik psikologi. Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap sindrom disleksia, disgrafia, dan diskalkulia sebagaimana yang telah penyusun uraikan di muka, guru dan orang tua sangat dianjurkan untuk memanfaatkan guru pendukung. Guru khusus ini biasanya bertugas menangani para siswa pengidap sindrom-sindrom. jika tidak ada guru pendukung orang tua siswa dapat berhubungan dengan biro konsultasi psikologi dan pendidikan yang biasanya terdapat pada fakultas psikologi dan fakultas keguruan yang terkemuka di kota-kota besar tertantu. 3. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar Langkah-lanhkah yang dilakukan sebelum mengatasi kesulitan belajar siswanya: 1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang bener mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa. 2. Mengidentifikasi dan menetukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan. 3. Mmenyusun progam perbaikan, khususnya progam remidial teching (pengajaran perbaikan). Setelah langkah-langkah di atas selesai barulah guru melaksanakan langkah keempat, yakni melaksanakan progam perbaikan. A. ANALISIS HASIL DIAGNOSIS Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan kasus yang dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti. B. MENENTUKAN KECAKAPAN BIDANG BERMASALAH Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menetukan bidang kecakapan tertentu yang di anggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam. 1. Bidang kecakpan masalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri. 2. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani guru dengan bantuan orangtua. 3. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun orangtua. Bidang kecakapan yang tidak bisa di tangani atau terlalu sulit untuk di tangani baik oleh guru ataupun orang tua dapat bersumber dari kasus-kasus lemah mental dan kecanduan narkotika. Mereka yang termasuk dalam lingkup dua macam kasus bermasalah berat ini tidak berketerampilan. Oleh karenanya para siswa yang mengalami kedua masalah kesulitan belaajar yang berat tersebut tidak hanya memerlukan pendidikan khusus, tapi juga perawatan khusus. C. MENYUSUN PROGAM PERRBAIAKAN Hal-hal yang harus dditetapkan dalam menyusun progam pengajaran perbaikan 1. Tujusn pengajaran remidial 2. Materi pengajaran remidial 3. Metode pengajaran remidial. 4. Alokasi waktu pengajaran remidial. 5. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti progam pengajaran remidial. D. MENYUSUN PROGAM PERRBAIAKAN Kapan dan dimana progam pengajaran remidial yang telah dirancang dapat dilaksanakan? Pada prinsipnya, progam pengajaran remidial (perbaikan) itu lebih cepat dilaksanakan tentu saja lebih baik. Tempat penyelenggaraannya dapat di mana saja, asal tempat itu memungkinkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap proses pengajara perbaikan tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan yang tersedia di sekolah dalam rangka mendaya gunakan ruang BP tersebut. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari penjelasan makalah di atas dapt kita simpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar. Namun dari masalah-masalah yang ada, dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri siswa itu sendiri. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar. Baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Setelah diketahui beberapa masalahnya, maka kita juga tahu cara menyelesaikan masalah tersebut, yaitu; pertama, menganalisis bidang permasalahan. Kedua, menyusun progam perbaikan. Ketiga, adalah melaksanakan progam perbaikan Selanjutnya, untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif kiat pemecahan masalahkesulitan belajar siswa, guru atau calon guru sangat dianjurkanmempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingn dan konseling (penyuluhan). Selain itu, guru juga sangat dianjurkan mempertimbangkan model-model mengajar tertentuyang dianggap sesuai sebagai alternatif lain untuk pendukung cara memecahkan masalah kesulitan belajar siswa. Demikian makalah ini dususun agar dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai masalah belajar kepada pembaca. Tentang salah satu permasalahan dlam bimbingan konseling dan implementasinya dalam proses pembelajaran. Penulis mengakui masih banyak kekurangan disana sini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Untuk bahan pertimbangan kami dalam membuat makalah selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA • Syamsudin Abin Ma’mun, Dr., M.A., 1996, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung, PT. Rosyda Karya. • Syah Muhibbin, Drs., M. Ed, 1995, psikologi pendidikan satu pendekatan baru, Bandung, PT. Rosda Karya. • Sugiharto dkk., 2007, psikologi pendidikan, Yogyakarta, UNY Press. • Walgito Bimo, Prof, Dr., 1995, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, Yogyakarta, Andi Offset.

1 komentar: