Sabtu, 04 Mei 2013

bimbingan dan konseling


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi membuat arus globalisasi sudah tak dapat dihindari lagi. Globaliasi memberikan dampak positif yang cukup besar dengan adanya kemudahan dalam akses informasi. Dengan adanya kemudahan dalam akses global membuat kuatnya daya saing internasional sehingga memicu perkembangan manusia dengan cukup pesat, karena manusia dituntut untuk lebih banyak belajar, lebih bekerja keras untuk memenuhi tantangan global.
Disamping dampak positif tersebut globalisasi juga memberikan dampak negatif, seperti berkurangnya nilai moral dan spiritual. Dampak psikis inilah yang seharusnya dikurangi dan dihindari dengan adanya pembinaan dan konseling. Dari adanya bimbingan dan arahan yang tepat, maka akan mewujudkan sumberdaya manusia yang baik dan siap bersaing didunia global.
Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan berpikir dan ketrampilan diperoleh melalui pembelajaran dan pengajaran disekolah. Sedangkan kemampuan untuk mengembangkan dan mengarahkan kepribadian, psikologi dan aspek sosial diperoleh dengan adanya bimbingan dan konselin disekolah. Jadi adanya bimbingan dan Konseling sangalah penting bagi terciptanya manusia berdaya saing tinggi dan bermoral yang mulia.

B.            Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami berusaha mengkaji lebih dalam mengenai masalah-masalah sebagai berikut:
1.       Apa pengertian Bimbingan dan Konseling dan pengertian perkembangan?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan?
3.      Apa kaitan antara Bimbingan dan Konseling dengan perkembangan?

C.           Manfaat makalah
Dari makalah ini kami berharap pembaca dapat mengambil manfaat sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling dan pengertian perkembangan.
2.      Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
3.      Dapat mengetahui kaitan antara Bimbingan dan Konseling dengan perkembangan.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Bimbingan Konseling dan Pengertian Perkembangan
1.    Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling (guidance and counseling) berasal dari dua kata yaitu bimbingan (guidance) dan konseling (counseling). Bimbingan (guidance) yang merupakan suatu program untuk membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan situasi  yang dihadapi dan perencanaan masa depan. Hamrin dan Erickson mengemukakan bahwa:”bimbingan merupakan salah satu aspek dari program pendidikan diarahkan terutama pada membantu para peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya saat ini dan dapat merencanakan masa depannya sesuai minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya.”[1]
Bimbingan merupakan layanan yang bersifat profesional yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian dalam bidang pembimbingan. Para peserta didik yang sedang belajar diberbagai jenjang pendidikan masih berada dalam tahap perkembangan. Mereka sedang berusaha mengembangkan semua potensi dan kemampuannya. Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan yang mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, aspek intelektual, aspek sosial, aspek fisik-motorik, dan afektif.
Perkembangan ini berjalan terus menerus. Adakalanya perkembangan tersebut dapat dicapai dengan mudah tanpa bantuan orang lain, akan tetapi kadang juga ditemukan kesulitan didalam prosesnya sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Setiap individu memiliki tingkat kemudahan dan kesukaran yang berbeda satu sama lain. Dan disinilah peran konselor dibutuhkan.
Konseling (counseling) merupakan salah  satu layanan atau tehnik yang digunakan dalam melakukan bimbingan, konseling merupakan layanan atau tehnik kunci yang paling penting dalam proses pembimbingan seperi halnya yang dikemukakan oleh Tolbert.
Konseling sering juga disebut sebagai jantung dari bimbingan (counseling is the heart of guidance), konseling sebagai inti bimbingan (counseling is the core of guidance). Konseling dianggap demikian penting adalah karena merupakan suatu layanan atau tehnik bimbingan yang bersifat terapeutik (therapeutic) atau bersifat menyembuhkan (curative). Dewasa ini konsep-konsep konseling menjadi lebih luas tidak hanya terapeutik tetapi juga bersifat informatif dan aktifitas kelompok.
Bimbingan dan konseling memiliki fungsi yang berbeda dengan kurikulum pengajaran. Kurikulum mengembangkan aspek intelektual, sosial, afektif dan fisik motorik berkenaan dengan materi pengajaran yang mengarah pada penguasaan materi akademik, vokasional dan profesional. Sedangkan bimbingan dan konseling mengarah pada pengembangan kepribadian, kompetensi dan sosial.
2.    Pengertian perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan progresif yang merupakan suatu proses menuju kematangan dan belajar. Perkembangan tidak hanya yang berupa perubahan fisik seperti pertambahan tinggi dan bentuk badan, pertambahan usia atau peningkatan kemampuan semata. Akan tetapi merupakan proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang demikian kompleks. Semua perubahan dalam proses perkembangan tersebut terjadi dengan tujuan untuk memungkinkan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Perkembangan meliputi perkembangan fisik dan perkembangan psikis. Perkembangan fisik mengarah pada kematangan biologis individu. Sedangkan kematangan psikis mengarah pada kematangan individu secara psikologis. Dalam hal ini bimbingan dan konseling lebih mengarah dalam bimbingan secara psikologis.

B.            Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor perkembangan manusia dipengaruhi oleh hereditas (pembawaan/keturunan), lingkungan, dan kematangan individu.
1.    Hereditas (pembawaan/keturunan)
Hereditas atau pembawaan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini pembawaan diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (masa pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.”[2]
Manusia membawa bekal pembawaan dari orang tua melalui proses biologis. Bekal keturunan yang paling dasar bersifat universal sehingga  manusia yang satu memiliki kesamaan dengan manusia yang lain dalam perbekalan fisik dan psikisnya. Misalnya seperti bentuk badan yang tegap, dapat berjalan tegak, dapat melihat, duduk, melihat, berfikir, berperasaan dan berkemauan seperti layaknya manusia pada umumnya. Namun dari bekal pembawaan itu jugalah manusia juga memiliki ciri fisik dan psikis yang khusus untuk dirinya sendiri misalnya seperti bentuk konstitusi jasmani tersendiri, habitus sendiri, vitalitas psikis sendiri,tempramennya sendiri, dan taraf inteligensinya sendiri.
Konstitusi tubuh berupa sel-sel tubuh, susunan jaringan, cairan tubuh, dan susunan kimiawi, imunitas dan lain-lain yang bersifat individual. Habitus merupakan bentuk khas pada setiap manusia yang berupa hal-hal fisik akan tetapi berpengaruh juga dalam alam batiniyah seseorang. Vitalitas adalah daya tahan dan kemampuan memulihkan diri setelah merasa lelah atau lesu, vitalitas ini adalah faktor psikis namun yang menentukan apakah manusia akan merasa sehat atau sakit, lemah atau kuat. Tempramen menunjukkan pada sifat-sifat umum perasaan manusia.
2.    Lingkungan
Setiap individu berinteraksi dengan manusia lain dalam lingkungannya. Mulai dari lingkungan terkecil berupa keluarga hingga lingkungan masyarakat luas. Urie Bronfrenbrenner dan Ann Crouter mengemukakan bahwa lingkungan merupakan “berbagai peristiwa, situasi, atau kondisi diluar organisme yang diduga memegaruhi atau dipegaruhi oleh perkembangan individu.”[3]
 Manusia memiliki hereditas sosial yang diberikan oleh lingkungan sosial dimana dia hidup dan dibesarkan. Adat dan budaya yang ada dilingkungannya akan mempengaruhi tata cara berikir dan bertindak.
3.    Kematangan individu
Saat manusia berkembang, dia akan semakin sadar akan dirinya dan perannya dalam perkembangan diri sendiri. Dia akan mengambil sikapnya sendiri dalam mengolah bekal bawaan yang dimilikinya. Selama proses perkembangangannya manusia akan belajar secara aktif untuk mulai mengolah bekal hereditas dan lingkungannya. Peran aktif individu inilah yang akan menjadi unsur pokok dalam membentuk sifat-sifat psikologis pada kepribadiannya sendiri terutama watak dan karakternya.

C.           Kaitan Antara Bimbingan dan Konseling Dengan Perkembangan
Anak maupun remaja yang mengikuti pendidikan disekolah semuanya masih dalam prose perkembangan. Baik itu perkembangan kepribadian, perkembangan intelektual maupun perkembangan sosial. Perkembangan aspek-aspek itu akan berlangsung secara berkala dan terus menerus dan dalam prosesnya aspek-aspek akan saling bekerjasama membentuk satu kesatuan (integrasi). Integrasi ini akan terjadi secara alamiyah melalui proses belajar, baik belajar atas hasil usaha sendiri maupun berkat bantuan orang lain misalnya guru, orang tua, kakak, dll.
Dalam proses belajar tersebut terkadang muncul hambatan dan gangguan terutama pada masa-masa degil, masa avonturir, dan masa pubertas. Masa degil adalah masa usia 5-6 tahun. Pada masa ini muncul sifat keras kepala pada anak, susah diperintah, suka menentang, tidak patuh. Contohnya adalah susah disuruh mandi, keinginannya susah ditolak, suka mengganggu adik, dll.
Masa Avonturir  adalah masa usia 11-12 tahun dimana anak lebih suka berkumpul dan berkelana bersama teman-teman sebayanya (peer group). Misalnya jalan-jalan, mencari kerang, berburu, dll. Sedangkan masa pubertas adalah masa usia 12-17 tahun, tetapi puncaknya adalah pada usia 15 tahun. Masa itu disebut “strum and drang” masa topan dan gejolak. Pada masa ini emosi remaja sangat labil, mereka juga kaya akan fantasi. Terkadang mereka berfikir sangat rasional tetapi kadang juga irrasional.
Diusia ini remaja akan mulai tertarik  pada lawan jenisnya, dan mulai menaruh perhatian pada penampilan. Mereka akan mulai mengarah pada masalah-masalah seksual. Pada masa inilah yang menjadi masa paling rawan bagi remaja, bila dia dapat melaluinya denga baik tanpa terjerumus pada hal-hal yang negatif maka mereka akan dapat menjalani masa perkembangan selanjutnya dengan baik. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu pihak yang membantu mengarahkan peserta didik untuk dapat melewati masa-masa rawan tersebut. sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakatnya.
Untuk membantu anak-anak dan remaja dalam mengembangkan dan mengarahkan pengembangan kepribadiannya yang terintegrasi secara harmonis dan mengatasi goncangan-goncangan psikologis dalam menghadapi pengaruh negatif dari lingkungan  dibutuhkan pembimbingan dan konseling yang baik dari konselor yang ahli dan profesional dibidangnya. Selain itu juga kerjasama dari orang tua, guru, dan para ahli psikologi yang lainnya.
























BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
1.        Bimbingan (guidance) yang merupakan suatu program untuk membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan situasi  yang dihadapi dan perencanaan masa depan.
2.        Konseling (counseling) merupakan salah  satu layanan atau tehnik yang digunakan dalam melakukan bimbingan.
3.        Konseling dianggap demikian penting adalah karena merupakan suatu layanan atau tehnik bimbingan yang bersifat terapeutik (therapeutic) atau bersifat menyembuhkan (curative).
4.        Perkembangan merupakan suatu perubahan progresif yang merupakan suatu proses menuju kematangan dan belajar.
5.        Faktor perkembangan manusia dipengaruhi oleh hereditas (pembawaan/keturunan), lingkungan (berbagai peristiwa, situasi, atau kondisi diluar organisme), dan kematangan individu(hasil dari proses belajar individu).
6.        Kaitan bimbingan konseling dengan perkembangan adalah untuk mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam melewati fase-fase belajarnya, sehingga tidak terjerumus hal-hal negatif dan mampu mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya.







DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata. Nana Saudih. 2007. Bimbingan Konseling dalam Praktik Mengembangkan potensi dan Kepribadian Siswa. Bandung: MAESTRO.
Lumongga Lubis. Namora. 2011. Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.
Yusuf. Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ridwan. 2008. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
W.s. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.


[1] Nana Syaodih Sukmadinata,Bimbingan Konseling dalam Praktik Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa.(Bandung: Maestro.2007), hal.7.
[2] Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konselin.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2006), hal.173.
[3] Ibid. Hal. 175

faktor yang mempengaruhi masalah belajar dan solusi mengatasinya